Loading...
(031) 7526071 | (031) 7522391
7534191

Waspada Pneumonia

by Root in Artikel Medis
1 year ago

Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang bisa menjangkiti salah satu atau kedua paru-paru. Tidak ada penyebab tunggal pneumonia, pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang ada di udara. Anak-anak yang terkena pneumonia akan sulit dan terasa sakit untuk bernapas karena paru-parunya berisi nanah dan cairan. Gejala lain dari pneumonia termasuk demam, batuk, dan wheezing (mengi).

Pengertian

Pneumonia, yang sering disebut sebagai paru-paru basah, adalah kondisi peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru. Peradangan ini mengakibatkan alveolus (kantong udara) terisi oleh cairan, sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pada beberapa kasus, pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat mengalami komplikasi berupa penyebaran bakteri dalam aliran darah. 

Kondisi ini berisiko menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh, yang biasanya ditandai dengan abses paru hingga terdapat nanah. 

Selain itu, peradangan yang tidak segera diobati dapat menyebabkan terbentuknya cairan peradangan, yang kemudian dapat mengumpul pada lapisan pelindung paru. Jika kondisi ini terjadi, prosedur pengeluaran cairan oleh dokter menjadi perlu.


1. Pneumonia adalah penyebab kematian anak terbesar dibandingkan penyakit menular lainnya

Di seluruh dunia, 800.000 balita meninggal karena pneumonia setiap tahunnya. Di Indonesia, lebih dari 19.000 balita meninggal karena pneumonia di 2018, atau lebih dari 2 anak setiap jam.

 

2. Pneumonia dapat menular

Pneumonia dapat menular dan bisa menyebar dengan beberapa cara. Pneumonia bisa menular melalui udara (dari batuk atau bersin), melalui darah, khususnya selama atau setelah kelahiran, atau melalui permukaan yang terkontaminasi.

 

3. Sekitar 50% kematian anak akibat pneumonia berkaitan dengan polusi udara

Sistem imun yang sehat biasanya melindungi tubuh dari penyebab infeksi, tetapi ada banyak faktor yang bisa melemahkan perlindungan tubuh. Pada anak-anak, polusi udara merupakan salah satu faktornya.

Polusi udara di luar ruangan mengancam anak-anak, terutama dengan meningkatnya tingkat urbanisasi di negara-negara dengan angka pneumonia yang tinggi. Akan tetapi, polusi udara di dalam ruangan – yang diakibatkan oleh udara kotor dari bahan bakar untuk memasak dan menghangatkan – menimbulkan risiko global yang lebih tinggi. Polusi udara di dalam ruangan berkontribusi terhadap kematian anak dari pneumonia yang berkaitan dengan polusi udara sebanyak 62%.

 

4. Studi menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi risiko pneumonia hingga 50%

Pneumonia juga dapat dicegah dengan meningkatkan tindakan-tindakan perlindungan, seperti memastikan asupan gizi anak terpenuhi, mengurangi faktor risiko dari polusi udara (yang membuat paru-paru lebih rentan infeksi), dan menerapkan praktik hidup bersih.

Studi menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi risiko pneumonia dengan mengurangi paparan terhadap bakteri. Di Indonesia, 64% populasi memiliki fasilitas pencucian tangan dasar di 2017.

 

5. Menyusui dapat mencegah pneumonia pada anak

Menyusui eksklusif untuk enam bulan pertama kehidupan adalah cara yang efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia dan penyakit menular lainnya. ASI membuat sistem kekebalan bayi lebih kuat.

 

6. Vaksin dapat mencegah kematian anak akibat pneumonia

Hampir seluruh kematian akibat pneumonia dapat dicegah. Cara paling efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia adalah dengan imunisasi, khususnya imunisasi Hib, pneumococcus, campak dan pertussis.

Di Indonesia, cakupan vaksin DTP3 dan Hib3 pada anak usia 1 tahun di 2018 adalah 79%. Indonesia sudah menetapkan target untuk meningkatkan PCV pada tahun 2024 untuk menjangkau 5 juta bayi yang lahir tiap tahunnya. 

 


Penyebab

Pneumonia disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, protozoa, dan virus. Selain itu, beberapa faktor langsung juga dapat memicu pneumonia, seperti:

1. Kebiasaan Merokok

Merokok dapat merusak paru-paru dan menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, sehingga meningkatkan risiko pneumonia.

2. Penyakit Jantung Kronis 

Penyakit jantung dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko pneumonia.

3. Diabetes Melitus

Diabetes dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko pneumonia.

4. Kelemahan Struktur Organ Pernapasan

Kelemahan struktur organ pernapasan dapat membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.

5. Penurunan Tingkat Kesadaran

Penurunan tingkat kesadaran dapat meningkatkan risiko aspirasi, yang dapat menyebabkan pneumonia.

Kuman yang menyebabkan pneumonia biasanya berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. 

Hal ini dipengaruhi oleh interaksi pasien yang kemudian menyebabkan infeksi, cara terjadinya infeksi, gangguan sistem kekebalan tubuh, adanya penyakit kronis, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai.

Gejala

Gejala pneumonia biasanya dimulai dengan beberapa tanda tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala yang biasanya muncul:

  • Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.
  • Batuk tidak berdahak, atau berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.
  • Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek.
  • Mual, muntah, dan diare.
  • Rasa nyeri pada otot, sendi, serta mudah lelah.
  • Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.

Jika anggota keluarga mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan frekuensi napas, segeralah bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Dokter akan melakukan penanganan terhadap pneumonia dengan terapi kausal, terapi suportif umum, terapi inhalasi, dan fisioterapi dada.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis pneumonia, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan terhadap organ paru, untuk mendengarkan apakah ada suara yang tidak normal saat pasien bernapas. Beberapa pemeriksaan tambahan yang mungkin dibutuhkan meliputi:

1. Rontgen Dada 

Pemeriksaan ini membantu dokter untuk mendeteksi pneumonia dan menentukan lokasi serta penyebab infeksi.

2. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya infeksi yang ditandai dengan peningkatan sel darah putih.

3. Pemeriksaan Denyut Nadi

Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat seberapa banyak kadar oksigen yang beredar dalam tubuh, dan bisa digunakan untuk menentukan separah apa pengaruh pneumonia terhadap pertukaran udara di sistem pernapasan.

4. Tes Dahak

Dahak akan dianalisis untuk melihat kuman yang menyebabkan infeksi pada paru.

Pengobatan

Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi pneumonia:

Terapi Kausal

Terapi ini melibatkan pemberian obat antibiotik atau obat antijamur. Obat-obatan ini bekerja dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman penyebab infeksi. Pilihan obat akan disesuaikan dengan jenis kuman penyebab dan tingkat keparahan penyakit.

Terapi Suportif Umum

Terapi ini disesuaikan dengan keadaan pasien. Misalnya, jika pasien mengalami kesulitan bernapas, dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen. 

Terapi suportif lainnya bisa meliputi pemberian cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan obat penurun demam atau pereda nyeri untuk mengurangi gejala yang tidak nyaman.

Terapi Inhalasi

Terapi ini melibatkan penyaluran obat langsung ke paru-paru melalui inhaler atau nebulizer. Terapi ini sangat bermanfaat pada kondisi pasien yang membutuhkan pengobatan segera. 

Terapi ini dapat menghindari efek samping yang berkelanjutan, mengencerkan dahak yang kental dan kekuningan, serta mengatasi infeksi.

Fisioterapi Dada

Terapi ini melibatkan serangkaian latihan pernapasan dan teknik batuk untuk membantu mempermudah proses pengeluaran dahak dari paru-paru. Fisioterapi dada dapat membantu mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi.

Rawat Inap

Pada kasus pneumonia yang berat atau jika pasien berisiko tinggi mengalami komplikasi, rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan. Di rumah sakit, pasien dapat dipantau secara ketat dan menerima perawatan intensif jika diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan pneumonia harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan harus di bawah pengawasan dokter. 

Selalu ikuti petunjuk pengobatan dari dokter Anda dan selesaikan seluruh rangkaian pengobatan, bahkan jika Anda merasa sudah lebih baik, untuk memastikan bahwa infeksi telah sepenuhnya diatasi.

Pencegahan

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia:

1. Vaksinasi

Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah pneumonia. Vaksin pneumokokus dan vaksin influenza dapat membantu mencegah beberapa jenis pneumonia.

2. Cuci Tangan

Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air dapat membantu mencegah penyebaran kuman yang dapat menyebabkan pneumonia.

3. Hidup Sehat

Pola hidup sehat seperti berhenti merokok, olahraga teratur, dan diet seimbang dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah pneumonia.

4. Hindari Kontak dengan Orang Sakit

Jika mungkin, hindari kontak dekat dengan orang yang sakit, terutama mereka yang memiliki infeksi saluran pernapasan.

Komplikasi

Pneumonia yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, antara lain:

  • Abses Paru. Infeksi yang menyebar ke paru-paru dapat membentuk abses, yang merupakan kantong berisi nanah.
  • Empyema. Infeksi dapat menyebar ke ruang pleural, yang merupakan ruang antara paru-paru dan dinding dada, menyebabkan penumpukan nanah.
  • Sepsis. Kondisi ini terjadi ketika infeksi atau bakteri menyebar ke dalam aliran darah, yang dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya dan berpotensi mengancam jiwa.


Sumber : https://p2p.kemkes.go.id/waspada-pneumonia/

Sumber : https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan/cerita/kenali-6-fakta-tentang-pneumonia-pada-anak

Back to All Posts

Recent Posts

post-thumbnails
Kelas Ibu Hamil Batch 2

Kelas Ibu Hamil Batch 2 15 Juni 2024

18-06-2024

post-thumbnails
Manfaat anak ketika menyusui ASI bunda

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi

29-12-2023

post-thumbnails
Waspada Pneumonia

Kenali 6 Fakta tentang Pneumonia pada Anak

11-12-2023

post-thumbnails
Update Covid-19

Kasus COVID-19 Naik Lagi, Masyarakat Diminta Tetap Disipl...

09-12-2023

post-thumbnails
Stanting

Permasalahan Stunting di Indonesia dan Penyelesaiannya

05-12-2023

Categories