Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang bisa menjangkiti salah satu atau kedua paru-paru. Tidak ada penyebab tunggal pneumonia, pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang ada di udara. Anak-anak yang terkena pneumonia akan sulit dan terasa sakit untuk bernapas karena paru-parunya berisi nanah dan cairan. Gejala lain dari pneumonia termasuk demam, batuk, dan wheezing (mengi).
Pengertian
Pneumonia, yang sering
disebut sebagai paru-paru basah, adalah kondisi peradangan yang terjadi pada
jaringan paru-paru. Peradangan ini mengakibatkan alveolus (kantong udara)
terisi oleh cairan, sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik.
Pada beberapa kasus,
pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat mengalami komplikasi
berupa penyebaran bakteri dalam aliran darah.
Kondisi ini berisiko
menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh, yang biasanya ditandai dengan abses
paru hingga terdapat nanah.
Selain itu, peradangan yang tidak segera diobati dapat menyebabkan terbentuknya cairan peradangan, yang kemudian dapat mengumpul pada lapisan pelindung paru. Jika kondisi ini terjadi, prosedur pengeluaran cairan oleh dokter menjadi perlu.
1. Pneumonia adalah penyebab kematian anak terbesar dibandingkan penyakit menular lainnya
Di seluruh dunia, 800.000 balita meninggal karena pneumonia setiap tahunnya. Di Indonesia, lebih dari 19.000 balita meninggal karena pneumonia di 2018, atau lebih dari 2 anak setiap jam.
2. Pneumonia dapat menular
Pneumonia dapat menular dan bisa menyebar dengan beberapa cara. Pneumonia bisa menular melalui udara (dari batuk atau bersin), melalui darah, khususnya selama atau setelah kelahiran, atau melalui permukaan yang terkontaminasi.
3. Sekitar 50% kematian anak akibat pneumonia berkaitan dengan polusi udara
Sistem imun yang sehat biasanya melindungi tubuh dari penyebab infeksi, tetapi ada banyak faktor yang bisa melemahkan perlindungan tubuh. Pada anak-anak, polusi udara merupakan salah satu faktornya.
Polusi udara di luar ruangan mengancam anak-anak, terutama dengan meningkatnya tingkat urbanisasi di negara-negara dengan angka pneumonia yang tinggi. Akan tetapi, polusi udara di dalam ruangan – yang diakibatkan oleh udara kotor dari bahan bakar untuk memasak dan menghangatkan – menimbulkan risiko global yang lebih tinggi. Polusi udara di dalam ruangan berkontribusi terhadap kematian anak dari pneumonia yang berkaitan dengan polusi udara sebanyak 62%.
4. Studi menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi risiko pneumonia hingga 50%
Pneumonia juga dapat dicegah dengan meningkatkan tindakan-tindakan perlindungan, seperti memastikan asupan gizi anak terpenuhi, mengurangi faktor risiko dari polusi udara (yang membuat paru-paru lebih rentan infeksi), dan menerapkan praktik hidup bersih.
Studi menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi risiko pneumonia dengan mengurangi paparan terhadap bakteri. Di Indonesia, 64% populasi memiliki fasilitas pencucian tangan dasar di 2017.
5. Menyusui dapat mencegah pneumonia pada anak
Menyusui eksklusif untuk enam bulan pertama kehidupan adalah cara yang efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia dan penyakit menular lainnya. ASI membuat sistem kekebalan bayi lebih kuat.
6. Vaksin dapat mencegah kematian anak akibat pneumonia
Hampir seluruh kematian akibat pneumonia dapat dicegah. Cara paling efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia adalah dengan imunisasi, khususnya imunisasi Hib, pneumococcus, campak dan pertussis.
Di Indonesia, cakupan vaksin DTP3 dan Hib3 pada anak usia 1 tahun di 2018 adalah 79%. Indonesia sudah menetapkan target untuk meningkatkan PCV pada tahun 2024 untuk menjangkau 5 juta bayi yang lahir tiap tahunnya.
Penyebab
Pneumonia disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, protozoa, dan virus. Selain
itu, beberapa faktor langsung juga dapat memicu pneumonia, seperti:
1. Kebiasaan Merokok
Merokok dapat merusak
paru-paru dan menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, sehingga
meningkatkan risiko pneumonia.
2. Penyakit Jantung
Kronis
Penyakit jantung dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko pneumonia.
3. Diabetes Melitus
Diabetes dapat menurunkan
sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko pneumonia.
4. Kelemahan Struktur
Organ Pernapasan
Kelemahan struktur organ
pernapasan dapat membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.
5. Penurunan Tingkat
Kesadaran
Penurunan tingkat
kesadaran dapat meningkatkan risiko aspirasi, yang dapat menyebabkan pneumonia.
Kuman yang menyebabkan
pneumonia biasanya berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Hal ini dipengaruhi oleh
interaksi pasien yang kemudian menyebabkan infeksi, cara terjadinya infeksi,
gangguan sistem kekebalan tubuh, adanya penyakit kronis, polusi lingkungan, dan
penggunaan antibiotik yang tidak sesuai.
Gejala
Gejala pneumonia biasanya
dimulai dengan beberapa tanda tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala yang
biasanya muncul:
- Demam disertai nyeri kepala dan
tubuh menggigil.
- Batuk tidak berdahak, atau
berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.
- Nyeri dada yang terasa ketika
bernapas hingga napas yang pendek.
- Mual, muntah, dan diare.
- Rasa nyeri pada otot, sendi, serta
mudah lelah.
- Denyut nadi yang melemah hingga
100 kali per menit.
Jika anggota keluarga
mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan frekuensi napas,
segeralah bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dokter akan melakukan
penanganan terhadap pneumonia dengan terapi kausal, terapi suportif umum,
terapi inhalasi, dan fisioterapi dada.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis
pneumonia, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan terhadap organ paru,
untuk mendengarkan apakah ada suara yang tidak normal saat pasien bernapas.
Beberapa pemeriksaan tambahan yang mungkin dibutuhkan meliputi:
1. Rontgen Dada
Pemeriksaan ini membantu
dokter untuk mendeteksi pneumonia dan menentukan lokasi serta penyebab infeksi.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan ini dilakukan
untuk melihat adanya infeksi yang ditandai dengan peningkatan sel darah putih.
3. Pemeriksaan Denyut
Nadi
Pemeriksaan ini digunakan
untuk melihat seberapa banyak kadar oksigen yang beredar dalam tubuh, dan bisa
digunakan untuk menentukan separah apa pengaruh pneumonia terhadap pertukaran
udara di sistem pernapasan.
4. Tes Dahak
Dahak akan dianalisis
untuk melihat kuman yang menyebabkan infeksi pada paru.
Pengobatan
Berikut adalah beberapa
metode pengobatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi pneumonia:
Terapi
Kausal
Terapi ini melibatkan
pemberian obat antibiotik atau obat antijamur. Obat-obatan ini bekerja dengan
membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman penyebab infeksi. Pilihan obat akan
disesuaikan dengan jenis kuman penyebab dan tingkat keparahan penyakit.
Terapi
Suportif Umum
Terapi ini disesuaikan
dengan keadaan pasien. Misalnya, jika pasien mengalami kesulitan bernapas,
dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen.
Terapi suportif lainnya
bisa meliputi pemberian cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan obat
penurun demam atau pereda nyeri untuk mengurangi gejala yang tidak nyaman.
Terapi
Inhalasi
Terapi ini melibatkan
penyaluran obat langsung ke paru-paru melalui inhaler atau nebulizer. Terapi
ini sangat bermanfaat pada kondisi pasien yang membutuhkan pengobatan
segera.
Terapi ini dapat
menghindari efek samping yang berkelanjutan, mengencerkan dahak yang kental dan
kekuningan, serta mengatasi infeksi.
Fisioterapi
Dada
Terapi ini melibatkan
serangkaian latihan pernapasan dan teknik batuk untuk membantu mempermudah
proses pengeluaran dahak dari paru-paru. Fisioterapi dada dapat membantu
mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi.
Rawat
Inap
Pada kasus pneumonia yang
berat atau jika pasien berisiko tinggi mengalami komplikasi, rawat inap di
rumah sakit mungkin diperlukan. Di rumah sakit, pasien dapat dipantau secara
ketat dan menerima perawatan intensif jika diperlukan.
Penting untuk diingat
bahwa pengobatan pneumonia harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan
harus di bawah pengawasan dokter.
Selalu ikuti petunjuk
pengobatan dari dokter Anda dan selesaikan seluruh rangkaian pengobatan, bahkan
jika Anda merasa sudah lebih baik, untuk memastikan bahwa infeksi telah sepenuhnya
diatasi.
Pencegahan
Berikut adalah beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia:
1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah cara
terbaik untuk mencegah pneumonia. Vaksin pneumokokus dan vaksin influenza dapat
membantu mencegah beberapa jenis pneumonia.
2. Cuci Tangan
Mencuci tangan secara
rutin dengan sabun dan air dapat membantu mencegah penyebaran kuman yang dapat
menyebabkan pneumonia.
3. Hidup Sehat
Pola hidup sehat seperti
berhenti merokok, olahraga teratur, dan diet seimbang dapat membantu memperkuat
sistem kekebalan tubuh dan mencegah pneumonia.
4. Hindari Kontak dengan
Orang Sakit
Jika mungkin, hindari
kontak dekat dengan orang yang sakit, terutama mereka yang memiliki infeksi
saluran pernapasan.
Komplikasi
Pneumonia yang tidak
ditangani dengan tepat dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, antara
lain:
- Abses Paru. Infeksi yang menyebar
ke paru-paru dapat membentuk abses, yang merupakan kantong berisi nanah.
- Empyema. Infeksi dapat menyebar ke
ruang pleural, yang merupakan ruang antara paru-paru dan dinding dada,
menyebabkan penumpukan nanah.
- Sepsis. Kondisi ini terjadi ketika infeksi atau bakteri menyebar ke dalam aliran darah, yang dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya dan berpotensi mengancam jiwa.
Sumber : https://p2p.kemkes.go.id/waspada-pneumonia/
Sumber : https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan/cerita/kenali-6-fakta-tentang-pneumonia-pada-anak