Deteksi dini kanker rahim (kanker serviks atau kanker endometrium) sangat penting untuk meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Berikut adalah beberapa metode deteksi dini yang umum dilakukan:
1. Pap Smear (Tes Pap)
- Digunakan untuk mendeteksi perubahan sel abnormal di leher rahim (serviks) sebelum berkembang menjadi kanker.
- Direkomendasikan untuk wanita usia 21–65 tahun, dilakukan setiap 3 tahun (atau sesuai anjuran dokter).
2. Tes HPV (Human Papillomavirus)
- Mendeteksi infeksi HPV, virus yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks.
- Bisa dilakukan sendiri atau bersamaan dengan Pap Smear (co-testing).
3. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
- Tes sederhana dengan mengoleskan asam asetat (cuka) pada leher rahim untuk melihat perubahan warna yang mengindikasikan lesi pra-kanker.
- Cocok untuk daerah dengan akses terbatas ke laboratorium.
4. USG Transvaginal
- Digunakan untuk mendeteksi perubahan pada rahim, termasuk tanda-tanda kanker endometrium (lapisan dalam rahim).
5. Biopsi Endometrium
- Jika ada gejala mencurigakan seperti perdarahan tidak normal, dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan dari rahim untuk diperiksa lebih lanjut.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
- Perdarahan tidak normal di luar siklus menstruasi atau setelah menopause.
- Nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan.
- Keputihan yang tidak biasa, terutama berbau atau berdarah.
- Sering buang air kecil atau kesulitan buang air besar tanpa sebab jelas.
Pencegahan Kanker Rahim
- Vaksinasi HPV (sebaiknya diberikan sejak usia 9–26 tahun).
- Menjaga pola hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur.
- Menghindari rokok dan faktor risiko lain seperti obesitas dan penggunaan hormon tertentu tanpa pengawasan dokter.
Jika ada gejala atau faktor risiko, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Mau tahu lebih lanjut tentang metode tertentu? 😊